Minggu, 29 Maret 2020

Analisis Fundamental Saham JPFA (PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk)

     
                 
Analisis Fundamental Saham JPFA
(PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk)



 


PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) adalah perusahaan makanan agri. Kegiatan intinya meliputi pembuatan pakan ternak, peternakan ayam, pengolahan unggas dan budidaya perikanan. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Januari 1971




Apa itu analisa fundamental?

Analisa fundamental perusahaan merupakan analisa yang mempelajari rasio keuangan perusahaan termasuk  mempelajari rasio keuangan perusahaan, dan umumnya digunakan untuk menentukan saham yang ingin dibeli atau dijual.



Mengapa perlu Analisa Fundamental Saham?

Dalam berinvestasi, jangan sekalipun membeli produk investasi yang tidak kita kenali, dan tidak kita ketahui perkiraan nilainya.

Dalam berinvestasi saham sendiri, agar terhindar dari risiko stres, maka kita harus mengetahui kondisi perusahaan yang sahamnya kita beli. Analisis ini penting untuk mengetahui kondisi perusahaan tersebut, yang dikenal sebagai analisa fundamental. 

Sumber : rivankurniawan.com



Analisis Fundamental PT JAPFA

          a.   Analisa Fundamental Saham : Top Down Approach
1.Kondisi Makro Dunia Usaha
Faktor ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi pemerintah, seperti suku bunga.
Jika suku bunga tinggi, investor lebih suka menanamkan uangnya di bank, sehingga menghambat pertumbuhan bisnis perusahaan. Sebaliknya, jika suku bunga rendah, saham menjadi pilihan investor perusahaan juga lebih giat berbisnis.
 
Sumber grafik: pusatdata.kontan.co.id 
 
Berdasarkan interest rate pada tahun 2010-2020, suku bunga tertinggi berada di tahun 2015 yang menduduki angka 7,75%. Pada saat ini kita sebagai investor lebih baik menanamkan uang di bank dari pada ke perusahaan. Namun dapat dilihat pada tahun 2018 dan 2020 suku bunga bank termasuk rendah yakni di angka 4,5-5% lebih rendah dari tahun tahun sebelumnya. Sehingga pada saat ini investasi saham cocok dilakukan oleh investor.

2. Kondisi Sektor dan Industri
Dalam kondisi di mana suatu perusahaan berada juga turut mempengaruhi naik turunnya harga saham perusahaan tsb. Hal ini karena industri yang bertumbuh pesat akan melambungkan harga saham perusahaan industri tsb.  
Saat menengok industri pakan ternak, kita akan tahu bahwa sektor ini adalah tersiklus. Dari kinerja dua perusahaan terbesar, meski penjualannya selalu mengalami kenaikan tahun demi tahun, namun kinerja margin labanya terpantau naik turun, dengan 1-2 tahun mengalami pertumbuhan laba yang menarik.

Berdasarkan data diatas, merujuk ke kinerja JPFA, justru tahun 2018 adalah masa terbaik mereka, juga seperti terjadi pada 2016. Jika melihat CPIN, kita bisa pahami 2014-2017 sepertinya sangat tertekan. Dari dua data tadi, jika manajemen CPIN bisa meningkatkan kinerja lebih baik, mungkin mereka bisa memperoleh kenaikan margin 1-2%. Jika melihat JPFA, kinerja tahun ini adalah tolok ukur maka dalam memilih untuk berinvestasi di industri ini tahun 2018 adalah tahun yang tepat sebab pada tahun inilah kinerja puncak sektor industri baik.


3. Kondisi Fundamental
Seperti, apakah perusahaan memiliki manajemen yang solid dan profesional
Dilihat dari manajemen perusahaan, JAPFA berhasil meraih penghargaan Best of Best Award versi Forbes Indonesia pada tahun 2018. Dimana kriteria dalam ajang penghargaan tersebut didasarkan pada kinerja fundamental jangka panjang perusahaan yang mencerminkan ketahanan bisnis pada kondisi ekonomi negara secara keseluruhan. Penilaian ini dilakukan dengan sangat ketat berdasarkan skor dari berbagai tolak ukur, salah satunya dari pertumbuhan laba bersih, laba aset termasuk Return on Equity (ROE) yang dicapai dalam 3 sampai 5 tahun terakhir. Jadi, apabila dilihat dari kondisi manajemen perusahaan, JAPFA memiliki manajemen yang cukup baik terutama saat tahun 2018 dimana perusahaan mendapatkan penghargaa dari Forbes Indonesia.



         b.  Analisa Fundamental Saham : Nilai Instrinsik dan Rasio Keuangan

6 rasio keuangan penting dalam menganalisa fundamental saham yang sering digunakan para analisis dalam memilih saham :

            1.      EPS (Earning Per Share) yang berarti laba bersih per lembar saham. Bila EPS   
                   bernilai Rp 100, artinya setiap lembar saham menghasilkan laba sebesar Rp100.





EPS



Saham
2014
2015
2016
2017
2018
JPFA
0,20
43,92
161,8
87,41
82,67
CPIN
106,52
112,02
13,54
152,32
211,73
MAIN
(47,34)
(28,07)
129,44
21,84
83,42
SIPD
0,19
(374,18)
9,74
(265,05)
13,28

Dalam memilih saham, sebaiknya mencari perusahaan yang memiliki EPS yang bertumbuh dari waktu ke waktu (trendpositif).Apabila dilihat dari EPS JPFA ini mengalami naik turun, dan terendah berada di tahun 2014 sedangkan pada tahun 2016 mampu mencapai angka 161,8. EPS yang menanjak ini menunjukkan perusahaan bertumbuh dengan baik. Jika dilihat dari kompetitor nya nilai EPS saham JAPFA kalah dengan CPIN (PT Chaeron Pokphand, Tbk) yang menunjukkan nilai diatas 100 dan mampu menunjukkan trend positif di beberapa tahun terakhir meskipun sempat mengalami penurunan tajam hingga diangka 13,54 pada tahun 2016 yang menunjukkan kemungkinan terjadi penurunan penjualan dan laba di tahun tersebut. Sehingga apabila dilihat dari segi nilai EPS, CPIN dapat menjadi pilihan pertama dalam memilih saham di Industri ini, disusul dengan JPFA yang menunjukkan angka EPS positif setiap tahunnya.

          2.       PER (Price to Earning Ratio) adalah rasio yang menggambarkan keuntungan 
                 sebuah perusahaan dibandingkan harga sahamnya




PER



Saham
2015
2016
2017
2018
2019
JPFA
14,46
7,22
14,87
11,31
15,41
CPIN
23,21
15,23
19,07
25,59
26,21
MAIN
(54,33)
9,36
447,33
12,54
15,82
SIPD
(2,27)
19,04
(3,95)
57,90
57,05

Sebuah saham dianggap murah bila PER-nya lebih rendah daripada PER rata-rata di dalam industri. Apabila dilihat dari industri sejenis JPFA memiliki nilai PER yang tergolong rendah, hal ini berarti saham JPFA lebih murah dibandingkan tiga saham dalam industri serupa. Namun dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya, JPFA memiliki nilai PER yang lagi-lagi naik turun dan tidak menentu. Maka meskipun nilai saham JPFA termasuk murah pada tahun berikutnya saham belum tentu naik, namun bisa jadi juga akan naik tergantung apakah kondisi fundamental perusahaan semakin naik atau turun. Jadi, apabila dilihat dari nilai PER nya, saham JPFA dapat menjadi rekomendasi pertama dalam memilih saham di industri pakan ternak ini.

              3.  PBV (Price to book value) yaitu rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar 
                  menilai harga perusahaan dibandingkan kekayaan bersihnya.






PBV



Saham
2015
2016
2017
2018
2019
JPFA
1,11
2,21
1,51
2,61
3,55
CPIN
3,39
3,47
3,24
6,50
6,65
MAIN
2,20
1,63
0,94
1,65
2,08
SIPD
1,09
0,78
1,37
1,70
1,67

Pada tahun 2018,  PBV sebesar 2,61x artinya harga saham sudah tumbuh sebesar 2 kali lipar dibandingkan kekayaan bersih suatu perusahaan. Umumnya dalam memilih saham investor disarankan untuk mencari saham dengan PBV yang lebih rendah dari pada rata-rata industri. PBV yang tinggi bisa jadi disebabkan oleh harga pasar yang sudah terlampau tinggi. Sedangkan PBV rendah sering dijadikan indikator mencari saham yang murah atau Undervalued. Jadi apabila dilihat dari nilai PBV maka JPFA menempati urutan ketiga karena nilainya terlampau tinggi dari 2 saham di industri serupa. Namun apabila dibandingkan dengan CPIN, saham JPFA dapat lebih dipertimbangkan sebab nilai PBVnya lebih rendah.


              4.  ROE (Return On Equity) adalah rasio perolehan laba bersih yang dibukukan  
                  perusahaan dibandingkan dengan total kekayaan bersih yang dimiliki oleh 
                  perusahaan.






ROE



Saham
2014
2015
2016
2017
2018
JPFA
7,27
8,58
23,17
11,31
18,21
CPIN
15,96
14,59
15,72
15,90
19,02
MAIN
(7,87)
(4,01)
15,79
2,86
9,87
SIPD
0,16
(49,31)
0,51
(29,91)
2,20

Apabila memilih  saham, akan lebih baik memilih saham yang memiliki peningkatan dan cukup stabil, sebab ROE merupakan indikator seberapa efisienkah sebuah perusahaan dijalankan. Rasio ini juga menunjukkan tingkat efektivitas tim manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba dari dana yang diinvestasikan pemegang saham. Dilihat dari nilai ROE nya, JPFA  memiliki nilai yang cukup baik meskipun sempat menurun pada tahun 2018. Namun lagi-lagi apabila dibandingkan dengan saham CPIN nilai ROE JPFA masih kalah. Sebab selama 3 tahun terakhir nilai ROE CPIN mengalami peningkatan yang stabil. Namun tidak menutup kemungkinan JPFA juga menjadi pilihan yang tepat bagi investor sebab sahamnya mampu mengalami peningkatan yang sama selama 3 tahun terakhir pada tahun 2014-2016 dan mengalami peningkatan yang sama pada tahun 2017.

5.      DY (Dividen Yield) yaitu rasio yang menggambarkan seberapa besar pembagian dividen yang dibagikan oleh perusahaan terhadap harga sahamnya di pasar





DY



Saham
2014
2015
2016
2017
2018
JPFA
-
2,36
-
3,85
2,44
CPIN
0,48
1,12
1,81
1,87
-
MAIN
-
-
2,92
-
1,26
SIPD
-
-
-
-
-


Dalam memilih saham sebaiknya mencari saham yang memiliki dividend yield yang cukup besar karena hal ini mengindikasikan bahwa perusahan memiliki kestabilan laba bersih. Dalam hal ini JPFA merupakan saham yang potensial yang dipilih, sebab dibandingkan dengan ketiga saham pada industri sejenis. JPFA seringkali membayar dividen dengan jumlah yang lumayan besar. Perlu diingat bahwa tidak semua saham emiten di BEI membayar dividen. Perusahaan bisa saja pelit dalam membagi dividen asal harga sahamnya terus naik, karena keuntungan investasi saham sebenarnya bukan hanya dari dividen, namun juga dari capital gain.


 6.   DER (Debt to Equity Ratio) yaitu rasio jumlah hutang dan kewajiban yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan modal bersihnya.
 

DER



Saham
2018
2017
2016
2015
2014
JPFA
1,34
1,15
1,05
1,81
1,97
CPIN
0,46
0,56
0,71
0,97
0,91
MAIN
1,30
1,39
1,13
1,56
2,28
SIPD
1,65
1,83
1,25
2,06
1,18


Bila DER <1, maka menunjukkan bahwa perusahaan memiliki hutang lebih sedikit dibandingkan modal bersihnya, sedangkan bila DER>1, maka perusahaan memiliki risiko keuangan yang besar.Secara umum, investor disarankan untuk mencari saham yang memiliki DER tidak lebih dari 1. Maka apabila dilihat dari nilai DER nya maka CPIN tergolong saham yang memiliki nilai DER paling bagus dan potensial untuk dipilih. Sementara pada JPFA ini ia memiliki hutang yang cukup tinggi sehingga nilai DER nya juga cukup tinggi dan lebih beresiko.





Don't forget to look the cheat sheet~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar