Analisis Fundamental
Saham JPFA
(PT Japfa
Comfeed Indonesia Tbk)
PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) adalah
perusahaan makanan agri. Kegiatan intinya meliputi pembuatan pakan ternak,
peternakan ayam, pengolahan unggas dan budidaya perikanan. Perusahaan mulai
beroperasi secara komersial pada bulan Januari 1971
Apa itu analisa fundamental?
Analisa fundamental perusahaan
merupakan analisa yang mempelajari rasio keuangan perusahaan termasuk mempelajari rasio keuangan perusahaan, dan
umumnya digunakan untuk menentukan saham yang ingin dibeli atau dijual.
Mengapa
perlu Analisa Fundamental Saham?
Dalam berinvestasi, jangan
sekalipun membeli produk investasi yang tidak kita kenali, dan tidak kita
ketahui perkiraan nilainya.
Dalam berinvestasi saham sendiri,
agar terhindar dari risiko stres, maka kita harus mengetahui kondisi perusahaan
yang sahamnya kita beli. Analisis ini penting untuk mengetahui kondisi
perusahaan tersebut, yang dikenal sebagai analisa fundamental.
Sumber
: rivankurniawan.com
Analisis
Fundamental PT JAPFA
a. Analisa
Fundamental Saham : Top Down Approach
1.Kondisi
Makro Dunia Usaha
Faktor ini sangat dipengaruhi
oleh kebijakan ekonomi pemerintah, seperti suku bunga.
Jika suku bunga tinggi, investor
lebih suka menanamkan uangnya di bank, sehingga menghambat pertumbuhan bisnis
perusahaan. Sebaliknya, jika suku bunga rendah, saham menjadi pilihan investor
perusahaan juga lebih giat berbisnis.
Sumber
grafik: pusatdata.kontan.co.id
Berdasarkan
interest rate pada tahun 2010-2020, suku bunga tertinggi berada di tahun 2015
yang menduduki angka 7,75%. Pada saat ini kita sebagai investor lebih baik
menanamkan uang di bank dari pada ke perusahaan. Namun dapat dilihat pada tahun
2018 dan 2020 suku bunga bank termasuk rendah yakni di angka 4,5-5% lebih
rendah dari tahun tahun sebelumnya. Sehingga pada saat ini investasi saham
cocok dilakukan oleh investor.
2. Kondisi Sektor dan Industri
Dalam
kondisi di mana suatu perusahaan berada juga turut mempengaruhi naik turunnya
harga saham perusahaan tsb. Hal ini karena industri yang bertumbuh pesat akan
melambungkan harga saham perusahaan industri tsb.
Saat menengok industri pakan ternak, kita akan tahu
bahwa sektor ini adalah tersiklus. Dari kinerja dua perusahaan terbesar, meski
penjualannya selalu mengalami kenaikan tahun demi tahun, namun kinerja margin
labanya terpantau naik turun, dengan 1-2 tahun mengalami pertumbuhan laba yang
menarik.
Berdasarkan data diatas, merujuk ke
kinerja JPFA, justru tahun 2018 adalah masa terbaik mereka, juga seperti
terjadi pada 2016. Jika melihat CPIN, kita bisa pahami 2014-2017 sepertinya
sangat tertekan. Dari dua data tadi, jika manajemen CPIN bisa meningkatkan
kinerja lebih baik, mungkin mereka bisa memperoleh kenaikan margin 1-2%. Jika
melihat JPFA, kinerja tahun ini adalah tolok ukur maka dalam memilih untuk
berinvestasi di industri ini tahun 2018 adalah tahun yang tepat sebab pada
tahun inilah kinerja puncak sektor industri baik.
3.
Kondisi Fundamental
Seperti,
apakah perusahaan memiliki manajemen yang solid dan profesional
Dilihat dari manajemen perusahaan, JAPFA berhasil
meraih penghargaan Best of Best Award versi Forbes Indonesia pada tahun 2018.
Dimana kriteria dalam ajang penghargaan tersebut didasarkan pada kinerja
fundamental jangka panjang perusahaan yang mencerminkan ketahanan bisnis pada
kondisi ekonomi negara secara keseluruhan. Penilaian ini dilakukan dengan
sangat ketat berdasarkan skor dari berbagai tolak ukur, salah satunya dari
pertumbuhan laba bersih, laba aset termasuk Return on Equity (ROE) yang dicapai
dalam 3 sampai 5 tahun terakhir. Jadi, apabila dilihat dari kondisi manajemen
perusahaan, JAPFA memiliki manajemen yang cukup baik terutama saat tahun 2018
dimana perusahaan mendapatkan penghargaa dari Forbes Indonesia.
b. Analisa
Fundamental Saham : Nilai Instrinsik dan Rasio Keuangan
6 rasio keuangan penting dalam
menganalisa fundamental saham yang sering digunakan para analisis dalam memilih
saham :
bernilai Rp 100, artinya setiap lembar saham menghasilkan laba sebesar Rp100.
EPS
|
|||||
Saham
|
2014
|
2015
|
2016
|
2017
|
2018
|
JPFA
|
0,20
|
43,92
|
161,8
|
87,41
|
82,67
|
CPIN
|
106,52
|
112,02
|
13,54
|
152,32
|
211,73
|
MAIN
|
(47,34)
|
(28,07)
|
129,44
|
21,84
|
83,42
|
SIPD
|
0,19
|
(374,18)
|
9,74
|
(265,05)
|
13,28
|
Dalam memilih saham, sebaiknya
mencari perusahaan yang memiliki EPS yang bertumbuh dari waktu ke waktu
(trendpositif).Apabila
dilihat dari EPS JPFA ini mengalami naik turun, dan terendah berada di tahun
2014 sedangkan pada tahun 2016 mampu mencapai angka 161,8. EPS yang menanjak
ini menunjukkan perusahaan bertumbuh dengan baik. Jika dilihat dari kompetitor
nya nilai EPS saham JAPFA kalah dengan CPIN (PT Chaeron Pokphand, Tbk) yang
menunjukkan nilai diatas 100 dan mampu menunjukkan trend positif di beberapa
tahun terakhir meskipun sempat mengalami penurunan tajam hingga diangka 13,54
pada tahun 2016 yang menunjukkan kemungkinan terjadi penurunan penjualan dan
laba di tahun tersebut. Sehingga apabila dilihat dari segi nilai EPS, CPIN
dapat menjadi pilihan pertama dalam memilih saham di Industri ini, disusul
dengan JPFA yang menunjukkan angka EPS positif setiap tahunnya.
2. PER (Price to Earning Ratio) adalah rasio yang menggambarkan keuntungan
sebuah perusahaan dibandingkan harga sahamnya
PER
|
|||||
Saham
|
2015
|
2016
|
2017
|
2018
|
2019
|
JPFA
|
14,46
|
7,22
|
14,87
|
11,31
|
15,41
|
CPIN
|
23,21
|
15,23
|
19,07
|
25,59
|
26,21
|
MAIN
|
(54,33)
|
9,36
|
447,33
|
12,54
|
15,82
|
SIPD
|
(2,27)
|
19,04
|
(3,95)
|
57,90
|
57,05
|
Sebuah
saham dianggap murah bila PER-nya lebih rendah daripada PER rata-rata di dalam
industri. Apabila dilihat dari industri sejenis JPFA memiliki nilai PER yang
tergolong rendah, hal ini berarti saham JPFA lebih murah dibandingkan tiga
saham dalam industri serupa. Namun dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya,
JPFA memiliki nilai
PER yang lagi-lagi naik turun dan tidak menentu. Maka meskipun nilai saham JPFA
termasuk murah pada tahun berikutnya saham belum tentu naik, namun bisa jadi
juga akan naik tergantung apakah kondisi fundamental perusahaan semakin naik
atau turun. Jadi,
apabila dilihat dari nilai PER nya, saham JPFA dapat menjadi rekomendasi
pertama dalam memilih saham di industri pakan ternak ini.
3. PBV (Price to book value) yaitu rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar
menilai harga perusahaan dibandingkan kekayaan bersihnya.
PBV
|
|||||
Saham
|
2015
|
2016
|
2017
|
2018
|
2019
|
JPFA
|
1,11
|
2,21
|
1,51
|
2,61
|
3,55
|
CPIN
|
3,39
|
3,47
|
3,24
|
6,50
|
6,65
|
MAIN
|
2,20
|
1,63
|
0,94
|
1,65
|
2,08
|
SIPD
|
1,09
|
0,78
|
1,37
|
1,70
|
1,67
|
Pada
tahun 2018, PBV sebesar 2,61x artinya
harga saham sudah tumbuh sebesar 2 kali lipar dibandingkan kekayaan bersih
suatu perusahaan. Umumnya dalam memilih saham investor disarankan untuk mencari
saham dengan PBV yang lebih rendah dari pada rata-rata industri. PBV yang
tinggi bisa jadi disebabkan oleh harga pasar yang sudah terlampau tinggi.
Sedangkan PBV rendah sering dijadikan indikator mencari saham yang murah atau
Undervalued. Jadi apabila dilihat dari nilai PBV maka JPFA menempati urutan
ketiga karena nilainya terlampau tinggi dari 2 saham di industri serupa. Namun
apabila dibandingkan dengan CPIN, saham JPFA dapat lebih dipertimbangkan sebab
nilai PBVnya lebih rendah.
4. ROE (Return On Equity) adalah rasio perolehan laba bersih yang dibukukan
perusahaan dibandingkan dengan total kekayaan bersih yang dimiliki oleh
perusahaan.
ROE
|
|||||
Saham
|
2014
|
2015
|
2016
|
2017
|
2018
|
JPFA
|
7,27
|
8,58
|
23,17
|
11,31
|
18,21
|
CPIN
|
15,96
|
14,59
|
15,72
|
15,90
|
19,02
|
MAIN
|
(7,87)
|
(4,01)
|
15,79
|
2,86
|
9,87
|
SIPD
|
0,16
|
(49,31)
|
0,51
|
(29,91)
|
2,20
|
Apabila
memilih saham, akan lebih baik memilih
saham yang memiliki peningkatan dan cukup stabil, sebab ROE merupakan indikator
seberapa efisienkah sebuah perusahaan dijalankan. Rasio ini juga menunjukkan
tingkat efektivitas tim manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba dari dana
yang diinvestasikan pemegang saham. Dilihat dari nilai ROE nya, JPFA memiliki nilai yang cukup baik meskipun
sempat menurun pada tahun 2018. Namun lagi-lagi apabila dibandingkan dengan
saham CPIN nilai ROE JPFA masih kalah. Sebab selama 3 tahun terakhir nilai ROE
CPIN mengalami peningkatan yang stabil. Namun tidak menutup kemungkinan JPFA
juga menjadi pilihan yang tepat bagi investor sebab sahamnya mampu mengalami
peningkatan yang sama selama 3 tahun terakhir pada tahun 2014-2016 dan
mengalami peningkatan yang sama pada tahun 2017.
5. DY
(Dividen Yield) yaitu rasio yang menggambarkan seberapa besar pembagian dividen
yang dibagikan oleh perusahaan terhadap harga sahamnya di pasar
DY
|
|||||
Saham
|
2014
|
2015
|
2016
|
2017
|
2018
|
JPFA
|
-
|
2,36
|
-
|
3,85
|
2,44
|
CPIN
|
0,48
|
1,12
|
1,81
|
1,87
|
-
|
MAIN
|
-
|
-
|
2,92
|
-
|
1,26
|
SIPD
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Dalam
memilih saham sebaiknya mencari saham yang memiliki dividend yield yang cukup
besar karena hal ini mengindikasikan bahwa perusahan memiliki kestabilan laba
bersih. Dalam hal ini JPFA merupakan saham yang potensial yang dipilih, sebab
dibandingkan dengan ketiga saham pada industri sejenis. JPFA seringkali
membayar dividen dengan jumlah yang lumayan besar. Perlu diingat bahwa tidak semua
saham emiten di BEI membayar dividen. Perusahaan bisa saja pelit dalam membagi
dividen asal harga sahamnya terus naik, karena keuntungan investasi saham
sebenarnya bukan hanya dari dividen, namun juga dari capital gain.
6. DER
(Debt to Equity Ratio) yaitu rasio jumlah hutang dan
kewajiban yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan modal bersihnya.
DER
|
|||||
Saham
|
2018
|
2017
|
2016
|
2015
|
2014
|
JPFA
|
1,34
|
1,15
|
1,05
|
1,81
|
1,97
|
CPIN
|
0,46
|
0,56
|
0,71
|
0,97
|
0,91
|
MAIN
|
1,30
|
1,39
|
1,13
|
1,56
|
2,28
|
SIPD
|
1,65
|
1,83
|
1,25
|
2,06
|
1,18
|
Bila DER
<1, maka menunjukkan bahwa perusahaan memiliki hutang lebih sedikit
dibandingkan modal bersihnya, sedangkan bila DER>1, maka perusahaan memiliki risiko
keuangan yang besar.Secara umum, investor disarankan untuk mencari saham
yang memiliki DER tidak lebih dari 1. Maka apabila dilihat dari nilai DER nya maka
CPIN tergolong saham yang memiliki nilai DER paling bagus dan potensial untuk
dipilih. Sementara pada JPFA ini ia memiliki hutang yang cukup tinggi sehingga nilai DER nya juga cukup tinggi dan lebih
beresiko.
Don't forget to look the cheat sheet~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar