My Investment My Future
Untuk
dapat memenuhi gaya hidup nyaman jangka pendek dan masa depan yang akan datang,
para milenial harus sudah berfikir untuk dapat melakukan investasi. Meskipun hal
ini tidak mudah dilakukan oleh generasi milineal, namun investasi akan
memberikan manfaat di masa yang akan datang.
Hal itulah yang juga disadari oleh seorang mahasiswa bernama caca, baginya
investasi bukan hanya tentang menikmati hasil dalam jangka panjang, namun juga
investasi adalah bagaimana kita dapat memulai membiasakan untuk mengurangi
kebiasaan mengeluarkan kelebihan uangnya untuk gaya hidup seperti liburan,dsb. Pada
hakikatnya investasi adalah menunda konsumsi hari ini dengan harapan memiliki
kesempatan yang lebih besar untuk menikmati konsumsi di masa depan.
Caca juga memahami bahwa sebagai generasi
muda sudah seharusnya ia harus pandai mengelola penghasilan yang didapatkan
dengan mengatur skala prioritas dan strukturisasi pengalokasian pengeluaran
penghasilan. Dengan berinvestasi menurutnya adalah langkah yang tepat untuk
belajar sekaligus praktek dalam pengelolaan keuangannya. Oleh karena itu, ia
memutuskan untuk membangun dream
investment untuk masa depannya melalui investment
plan yang ia rencanakan dengan matang.
Nah Bagaimana ya
Dream Investment Caca?
Dan Bagaimana ia
membuat Investment Plannya?
Yuk Simak
Berikut ini?!
Dalam
10-15 tahun kedepan caca mempunyai mimpi untuk bisa memiliki dana untuk membeli
rumah sendiri dan mempunyai keinginan untuk bisa memulai bisnis di bidang fashion.
Sedangkan untuk 2 tahun kedepan ia sangat ingin untuk mempunyai dana
melanjutkan studinya.
Itulah
mimpi caca.
Namun...
Seseorang
mengatakan bahwa ‘’Bermimpi
itu mudah dan indah, tapi tanpa perencanaan yang matang akan sulit untuk
mencapainya.’’
Dalam
membuat dream investment, hal yang dilakukan caca adalah membuat rencana
investasinya terlebih dahulu. Menyusun rencana investasi sama mudahnya dengan
membuat rencana perjalanan. Kita harus tahu kemana akan pergi, berangkat dari
mana, dengan menggunakan kendaraan apa, melewati jalur mana saja, estimasi
waktu perjalanan, estimasi biaya perjalanan dan hal apa yang harus diperhatikan
dalam perjalanan.
Seperti
ungkapan ini:
“If
you fail to plan, you are planning to fail” -Benjamin Franklin
Nah, secara singkat caca merencanakan investment
plan nya seperti berikut :
1. Menetapkan
apa tujuan keuangannya?
Sebelum
masuk ke investasi, caca mendefinisikan terlebih dahulu tujuan keuangannya,sebagai
berikut :
-Mempunyai
dana tambahan untuk beasiswa study S2
-Bisa
mempunyai dana untuk memulai Bisnis Fashionnya
- Bisa
membeli rumah dengan dana sendiri
-Mempunya
dana pendidikan anak dan dana pendiun yang cukup
Setelah mengerti tujuannya, maka caca menentukan apakah rencana
investasinya itu sifatnya untuk proteksi atas inflasi, pendapatan tambahan,
atau pertumbuhan kekayaan. Dan dalam hal ini, ia menetapkan bahwa investasi
yang dilakukan sebagian besar adalah untuk mendapatkan pendapatan tambahan
sebab pendapatan utamanya didapatkan dari bekerja.
2. Menetapkan berapa banyak yang dialokasikan (bukan
sisakan) untuk investasinya?
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kondisi keuangan
caca hari ini? Apakah caca dapat mengalokasikan dana untuk investasi setiap
bulannya?
Karena, beberapa jenis produk investasi mensyaratkan adanya jumlah minimal
untuk investasi.Jadi sebelum menentukan pilihan rencana investasi, caca harus
mengecek ada berapa banyak jumlah yang secara realistis dapat ia sisihkan untuk
investasi.Hal ini akan menentukan apakah ia akan melakukan investasi dalam
suatu kali waktu (lump sum) atau secara berkala (misal: bulanan).
Dalam hal ini, mengingat saat ini caca masih mahasiswa, ia setiap
bulannya mengalokasikan uangnya sebesar 300 ribu untuk rencana investasinya.
Namun selanjutnya, tepat setelah lulus dan mendapatkan pekerjaan ia berencana akan
mengalokasikan 1 juta per bulan untuk investasi.
3.
Menetapkan kapan
ia akan membutuhkannya (Time Frame)?
Dari tujuan keuangan, caca mengatur jangka waktu investasinya sebagai
berikut :
·
Jangka pendek (1-3 tahun) : Mempunyai
dana tambahan untuk beasiswa study S2
·
Jangka
menengah (5-10 tahun) : Bisa mempunyai dana untuk memulai Bisnis Fashionnya
·
Jangka
panjang (lebih dari 10 tahun) : Bisa membeli rumah dengan dana sendiri, Mempunya
dana pendidikan anak dan dana pensiun yang cukup
4.
Menetapkan berapa besar risiko yang
dapat ia ambil?
Tiap orang
punya toleransi risiko dan selera risiko yang berbeda-beda.
Ada orang
yang sengaja mencari risiko karena menyukai tantangan dan mengharapkan hasil
yang besar. Namun ada juga orang yang menghindari risiko karena menyukai
jaminan keamanan walaupun hasil relatif kecil.
Caca
menyadari bahwa risiko akan hampir selalu ada dalam hal apapun yang kita
lakukan. Namun terkadang kita juga harus berani mengambil risiko untuk mencapai
tujuan keuangan kita.
Terdapat
prinsip dasar investasi: High risk high return, low risk low return.
Semakin
besar risiko maka semakin besar potensi imbal hasil yang bisa kita dapatkan.
Sebaliknya,
semakin kecil risiko maka semakin kecil potensi imbal hasil yang bisa kita
dapatkan.
Dalam hal ini, caca merupakan mahasiswa
yang masih dalam profil risiko konservatif dimana ia masih sangat berhati-hati
dalam berinvestasi. Mengingat ia merupakan pemula, baginya profil risiko ini
dapat membantunya untuk belajar dulu pelan-pelan serta mengenali situasi.
5.
Sebaiknya investasi dimana?
Mengingat caca merupakan seorang
pemula dalam hal berinvestasi serta ia menyadari bahwa profil resikonya adalah
profil resiko investor konsevatif dimana memiliki tingkat toleransi yang tipis
terhadap risiko investasi yang terjadi, maka ia memutuskan untuk memilih produk
yang menawarkan jaminan keamanan. Yakni seperti deposito dan reksadana pasar
uang dan reksadana pendapatan tetap.
Meskipun demikian, ia dapat
meningkatkan profil resikonya bersamaaan dengan apabila ia memiliki modal yang
cukup baik untuk berinvestasi.
Detail produk dan perhitungan Investasinya ia jabarkan sebagai berikut :
·
Jangka pendek (1-3 tahun) : Mempunyai
dana tambahan untuk beasiswa study S2
Diasumsikan
caca membutuhkan dana tambahan untuk beasiswa S2nya adalah 10 juta. Ia
mengalokasikan 300ribu per bulan untuk investasi. Misal ia menabung selama 2
tahun hingga memperoleh 7.200.000. Apabila pada tahun kedua , ia membeli
reksadana schroders istimewa sebesar Rp 7.200.00 dan NAB/unit reksadana
schroder pada hari itu adalah Rp 2000, maka unit penyertaan yang ia miliki
3.600 unit.
Maka,
apabila tahun ketiga ia menjual seluruh reksadana schroder nya, dan NAB/unit
Reksadana schroder pada hari itu adalah Rp 3.000 maka total investasi yang ia
dapatkan adalah 10.800.000
Dengan
demikian caca dapat memiliki return sebesar 50%. Tentu hal ini akan berbeda
sesuai dengan strategi dan waktu kapan ia akan menginvestasikan maupun menjual
reksadananya.
·
Jangka
menengah (5-10 tahun) : Bisa mempunyai dana untuk memulai Bisnis Fashionnya
Misalkan untuk
memulai bisnisnya, ia membutuhkan dana hampir 50 juta dalam waktu 6 tahun
kedepan. Dan ia mengalokasikan uang 500ribu setiap bulan untuk memulai bisnis
baru ini. Misalkan pada tahun ke 2 ia mempunyai uang 12 juta untuk
diinvestasikan pada reksadana yang memiliki NAB/unit pada hari itu Rp 2500, maka
unit penyertaan yang ia miliki 4.800 unit.. Maka, apabila tahun ketiga ia menjual
seluruh reksadana schroder nya, dan NAB/unit Reksadana schroder pada hari itu
adalah Rp 3.500 maka total investasi yang ia dapatkan adalah 16.800.000. Kemudian
apabila pada tahun keempat ia menginvestasikan lagi uangnya senilai 16.800.000+tabungannya
senilai 18juta (pada tahun ketiga hingga kelima) untuk investasi pada reksadana yang
memiliki NAB/unit pada hari itu Rp 2500, maka unit
penyertaan yang ia miliki 13.920. Dan apabila pada tahun ke 6 ia menjual
seluruh reksadana schrodernya, dan NAB/unit Reksadana schroder pada hari itu
adalah Rp 3.500 maka total investasi yang ia dapatkan adalah 48.720.000.
·
Jangka
panjang (lebih dari 10 tahun) : Bisa membeli rumah dengan dana sendiri, Mempunya
dana pendidikan anak dan dana pensiun yang cukup
Misalkan diasumsikan guna mencapai keinginan jangka panjangnya caca
membutuhkan dana 2M. Dan ia memutuskan untuk menanam jati pada lahan yang
dimiliki orang tuanya. Ia menjabarkan, untuk 1 hektar lahan dapat ditanami 1000
pohon jati yang memiliki harga Rp2500-4000, dan biaya perawatan dan
pemeliharaan Rp 9600 per pohon untuk 10 tahun.
Yang berarti bibitnya adalah 4 juta untuk 1000 pohon, dengan ongkos
pemeliharaannya Rp 96000. Dipanen selama 10 tahun, maka modalnya adalah Rp100
juta. Maka untuk membeli bibitnya caca mengalokasikan uang senilai 4 juta
terlebih dahulu, sedangkan untuk biaya perawatan adalah biaya berjalan.
Setelah 10 tahun, jati sudah bisa dipanen, dimana produk jati tersebut
bisa dijual dengan satuan meter kubik. Satu meter kubik bisa didapat dari 3
batang pohon, maka diasumsikan 1 hektar lahan bisa menghasilkan 330 meter kubik
kayu jati.
Dan harga kayu jati sangat bervariasi, yang pada umumnya untuk kayu
jati berumur 10 tahun bisa dibanderol Rp 10 juta per meter kubik. Maka untuk 10
tahun kedepan dengan 330 kubik, caca bisa mendapatkan total investasi senilai
Rp 3,3 M.
Nah, seperti itulah Dream Investment serta Investment Plan caca. Dapat kita lihat melalui investasi dalam jangka waktu yang ia perkirakan, ia akan mampu mencapai mimpinya. Dalam
berinvestasi bagi caca yang terpenting adalah berani memulai. Selanjutnya
adalah bagaimana bisa mengevaluasi rencana investasinya secara berkala
Karena....
“Experience isn’t the best teacher, evaluated
experience is.” -John C. Maxwell
Pengalaman yang kita evaluasi merupakan guru yang berharga. Jadi, kita
perlu menelusuri rencana investasi kita secara berkala agar kita bisa tahu seberapa
dekat kita dengan tujuan keuangan kita.
THANK
YOU